Ringkasan Tentang Manusia dan Agama
A. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk yang sangat unik, buktinya banyak kajian yang menjadikan manusia sebagai sasaran studinya, banyak para ahli yang telah meneliti manusia menurut bidangnya masing-masing. Namun sampai saat ini belum dicapai kata sepakat tentang apa itu manusia. Oleh karena itu manusia akan terus menjadi sasaran studi sejak dahulu, hari ini, dan kemudian hari.
Hakikat manusia menurut pandangan Islam adalah perkaitan antara badan dan ruh, atau unsur materi dan unsur nonmateri. Badan manusia berupa materi yang berasal dari tanah kemudian ditiupkan unsur nonmateri berupa ruh di alam ghaib saat manusia berumur empat bulan. Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Mu’minun ayat 12-14 yang artinya :
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu lalu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”.
Kemudian Nabi Muhammad Saw. mengulas ayat suci tersebut dengan sabda-Nya:
“Sesungguhnya seseorang terkumpul kejadiannya dalam perut ibunya empat puluh hari berupa mani, kemudian berupa segumpal darah selama itu juga, kemudian berubah berupa segumpal daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus malaikat yang diperintah mencatat empat kalimat dan diperintah: tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya, dan nasib baik atau sial (celaka), kemudian ditiup ruh kepadanya (HR. Bukhari)”.
Al-Qur’an juga memberi beberapa sebutan kepada manusia antara lain :
1.Al-Basyar
Kata Al-Basyar disebutkan 36 kali dalam Al-Qur’an. Secara etimologi Al-Basyar berarti kulit kepala, wajah atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut. Manusia disebut sebagai Al-Bayar karena kulitnya tampak jelas ditumbuhi rambut dan berbeda dengan binatang yang ditumbuhi bulu. Al-Basyar juga merujuk pada proses biologis kejadian manusia dari lahir, berkembang biak, hingga meninggal.
2.Al-Insan
Kata Al-Insan disebutkan 60 kali dalam Al-Qur’an. Al-insan berasal dari kata al-uns yang berarti jinak, dan tampak. Lawan kata al-insan adalah jin atau jan yang berarti makhluk tidak tampak. Jadi Al-insan merujuk pada hakikat manusia sebagai totalitas jiwa dan raga yang tampak. Manusia dianggap mampu mengemban amanah Allah dimuka bumi ini.
3.Al-Nas
Kata Al-Nas disebutkan 240 kali dalam Al-Qur’an. Kata Al-Nas merujuk kepada manusia sebagai makhluk sosial. Allah swt berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13 yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Dari surat tersebut dapat diketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial yang harus saling mengenal dan menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab.
4.Bani Adam
Kata Bani Adam disebutkan 7 kali dalam Al-Qur’an. Kata Bani Adam sendiri berarti keturunaan Adam. Bani Adam lebih merujuk hakikat manusia secara historis dimana nenek moyang manusia adalah Nabi Adam dan Siti Hawa.
B.Martabat Manusia
Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan segala kelebihannya. Kelebihan secara biologis seperti dapat berbicara, mendengar, merasa, mencium dan daya gerak. Sedangkan kelebihan psikologis ada 3 yaitu :
1.Akal yang berpusat di kepala
Dengan akal diharapkan manusia dapat terus mengingat Allah swt kemudian selalu taat menjalankan perintah Allah swt.
Daya rasa yang berpusat di dada
2.Rasa ini dapat dipertajam dengan ibadah seperti sholat, puasa dan naik haji. Daya rasa ini merupakan intisari ibadah kita untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
n3.Dayaafsu yang berpusat di perut
Nafsu ini akan menjadi baik jika manusia dapat mengimbanginya dengan keimanan.
Ketiga kelebihan di atas, yaitu daya pikir yang berpusat di kepala bila dilatih dengan baik akan mempertajam penalaran. Daya rasa di dada bila diasah dengan baik akan mempertajam hati nurani. Daya nafsu di perut bila mendapat bimbingan dari hati nurani melalui keimanan akan menjadi makhluk yang termulia, tetapi bila tidak mendapatkan bimbingan keimanan akan menjadi makhluk terhina di dunia ini.
C.Konsep agama
Agama berasal dari bahasa Sansakerta yaitu a yang berarti “tidak” dan gama yang berarti “kacau” yang artinya “tidak kacau”. Hal ini mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Dalam bahasa Arab, istilah agama disebut “din”, berarti “ajaran tentang ketaatan absolut (kepada Tuhan, Allah)”, pemahaman ini benar-benar sesuai dengan konsep “Islam”, yang berarti ketundukan penuh kepada Tuhan.
D.Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Selama manusia memiliki perasaan takut dan cemas, selama itu pula manusia
membutuhkan agama. Kebutuhan manusia akan agama tidak dapat digantikan
dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga dapat memenuhi
kebutuhan manusia dalam aspek material.
Alasan alasan yang melatarbelakangi manusia akan kebutuhannya terhadap agama antara lain:
1.Fitrah beragama
Sejak awal penciptaan manusia, Allah swt telah bertanya kepada ruh-ruh yang akan ditiupkan kepada jasmani manusia “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” kemudian ruh-ruh manusia itu menjawab: ”Benar, kami telah menyaksikan.” Sehingga manusia membawa fitrah ketuhanan sejak lahir, yaitu potensi untuk selalu tunduk dan taat kepada Allah SWT.
2.Kemampuan manusia terbatas
Banyak kejadian disekitar manusia yang tidak dapat dijangkau oleh kemampuan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan agama yang dapat memberikan pemahaman mengenai hal apa saja yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia dan menjadi pedoman hidup manusia.
E.Tanggung jawab manusia
Manusia sebagai khalifah di muka bumi
Adanya tanggung jawab sebagai khalifah dibarengi dengan kemampuan, dan potensi manusia untuk mengatur, memimpin dan mengelola muka bumi ini. Manusia dibekali akal dan ilmu pengetahuan untuk menjalankan kekhalifahan tersebut.
Manusia sebagai hamba Allah
Tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi ini agar manusia itu beribadah kepada Allah. Yang berarti melaksanakan apa yang diperintah Allah dan menjauji apa-apa yang dilarang-Nya.
Kesimpulan :
Manusia menurut Islam adalah perkaitan antara badan dan ruh, atau unsur materi dan unsur nonmateri. Badan manusia berupa materi yang berasal dari tanah kemudian ditiupkan unsur nonmateri berupa ruh di alam ghaib saat manusia berumur empat bulan.
Didalam Al-Qur’an terdapat 4 kata yang merujuk pada makna manusia, yaitu
Al-basyar yang menjelaskan mengenai sifat biologis manusia.
Al-insān yang menunjuk manusia sebagai totalitas jiwa dan raga yang dapat mengemban amanah dari Allah swt.
Al-nās menunjuk manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya sangat membutuhkan orang lain
Banī ādam menunjuk bahwa manusia berasal dari keturunan Adam.
Manusia memiliki kelebihan daripada makhluk lain, yaitu akal, daya rasa, dan hawa nafsu. Kelebihan tersebut dipergunakan manusia untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai manusia yaitu menjadi khalifa di muka bumi dan menjadi hamba Allah yang taat.
Inti agama adalah kepercayaan adanya Zat Yang Ghaib dan kepada-Nya manusia bergantung dan memohon pertolongan. Maka watak/kodrat manusia itu beragama. Kalau manusia tidak beragama berarti ia melawan kodratnya sendiri. Dengan demikian, jelaslah bahwa keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dengan agama.
Pertanyaan
Jelaskan secara singkat keterkaitan antara manusia dan agama!
Sumber :
http://ejournal.stainpamekasan.ac.idindex.phpislamunaarticleview659612